Menkeu Ungkap Pemanfaatan Hutan Bisa Turunkan CO2 Hanya dengan Biaya Rp90 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparkan kebijakan keuangan pemerintah terkait perubahan iklim pada Pertamina Energy Webinar (PEW) 2021 di Jakarta, Selasa (7/12/2021).

Penulis: Yoyok, Editor: Arif Sodhiq - Selasa, 7 Desember 2021 | 16:00 WIB

Sariagri - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, menyebutkan sektor Forestry and other Land Uses  (FoLU) atau sektor pemanfaatan hutan dan penggunaan lahan bisa menurunkan lebih dari 700 juta ton ekuivalen karbondioksida (CO2) hanya dengan biaya Rp90 triliun.

"Sektor ini paling penting dan paling besar kontribusinya, serta biayanya relatif murah," kata Menkeu Sri Mulyani dalam Pertamina Energy Webinar 2021 di Jakarta, Selasa (7/12).

Ia membandingkan dengan sektor energi yang berkontribusi menurunkan 450 juta ton ekuivalen CO2 atau hanya tiga per empat dari kemampuan sektor pemanfaatan hutan dan penggunaan lahan, namun dengan biaya sebesar Rp3.500 triliun.

Kendati sangat mahal, energi adalah sektor yang memiliki peranan kedua terbesar untuk menurunkan CO2 dalam perekonomian Indonesia, lantaran sangat penting bagi kehidupan masyarakat sehari-hari.

"Untuk bisa mencapai tujuan Nationally Determined Contribution (NDC) kita, peran dari sektor energi itu luar biasa penting," ungkap Menkeu Sri Mulyani.

Menurut Menkeu Sri Mulyani, PT Pertamina  memiliki tanggung jawab yang besar dan penting sebagai perusahaan milik negara yang terbesar di bidang energi dalam mencapai target NCD Pemerintah Indonesia.

Baca Juga: Menkeu Ungkap Pemanfaatan Hutan Bisa Turunkan CO2 Hanya dengan Biaya Rp90 Triliun
Pertamina Targetkan Turunkan Emisi Karbon 81,4 Juta Ton pada 2060

Adapun target NDC Indonesia yaitu penurunan emisi karbon sebesar 29 persen dengan usaha sendiri dan 41 persen dengan bantuan internasional pada tahun 2030.

"Dalam konteks ini kita melihat peranan semua pihak menjadi penting karena fokus Indonesia adalah transisi ekonomi yang terjangkau dan adil," ujar Sri Mulyani.