Burung Pelatuk: Spesifikasi, Karakteristik, Hingga Jenis-jenisnya

Ilustrasi burung pelatuk (Pxhere)

Editor: Tanti Malasari - Senin, 27 Juni 2022 | 15:20 WIB

Sariagri - Burung pelatuk adalah salah satu kelompok burung yang banyak dijumpai. Setidaknya terdapat lebih dari 180 spesies pelatuk yang ada di seluruh dunia.

Di antara banyaknya spesies pelatuk, ada beberapa spesies yang paling terkenal, seperti pileated, downy dan red-headed.

Spesifikasi burung pelatuk

Pelatuk dapat dikenali dari warna bulunya. Secara umum burung ini dapat dikenali sebab memiliki warna hitam, putih, coklat, merah, dan kuning, meskipun sebagian bisa berwarna oranye, hijau, dan keemasan.

Adapun pelatuk dengan warna-warna yang lebih cerah cenderung dimiliki oleh pelatuk yang berada di wilayah tropis, yang mencerminkan habitat di sekitar mereka yang bisa jadi dipenuhi tanaman dan bunga-bungaan berwarna cerah.

Selain warnanya yang indah, ada ciri khusus yang dimiliki pelatuk, yakni memiliki lidah yang panjangnya mencapai 10 cm atau tiga kali lipat dari panjang paruh mereka.

Melansir dari laman Just Fun Facts, struktur lidah pelatuk bertekstur seperti duri dan lengket. Hal inilah yang membuat mereka dapat menangkap serangga di lubang pepohonan.

Namun ketika tidak digunakan, lidah tersebut secara otomatis akan tersimpan di antara tengkorak kepala belakang. Pelatuk juga terkenal memiliki paruh yang tajam seperti alat pahat.

Jika dilihat secara morfologi, burung ini memiliki kaki zigodaktil, yaitu kaki dengan dua jari kaki mengarah ke depan dan dua lainnya ke belakang. Pada kaki ini, terdapat cakar yang tebal dan bulu ekor yang kaku, yang mana berfungsi untuk menjepit dan mencengkeram batang pohon dalam posisi vertikal.

Karakteristik pelatuk

Burung ini memiliki kebiasaan yang unik dibandingkan jenis burung lain, yaitu gemar mematuk pohon. Mereka akan melakukan gerakan mematuk-matuk untuk mendapat makanan, menarik perhatian pasangan, menetapkan wilayah, dan berkomunikasi secara umum.

Pelatuk jantan dan betina menggunakan paruhnya yang kokoh untuk mematuk-matuk kayu pohon. Mereka bisa mematuk hingga 20 kali per detik, atau 8.000 s.d. 12.000 ketukan per hari.

Hebatnya, mereka tidak merasa kesakitan saat mematuk pohon. Hal ini dikarenakan tempurung kepalanya sangat keras, sehingga bisa menyebarkan daya tumbuk ketukan, serta otak dengan penyangga yang sangat baik sehingga mampu melindungi bagian tubuh tersebut dari dampak tumbukan yang berulang-ulang akibat sering mematuk.

Meskipun terkesan merusak pohon dengan mematuknya, tetapi diketahui ternyata pelatuk memiliki peranan penting dalam membantu pohon tetap sehat dan terjaga dari serangan serangga seperti misalnya kumbang bubuk kayu.

Namun sayangnya, keberadaan menghadapi risiko kepunahan. Faktor utamanya adalah karena rusaknya habitat mereka akibat kegiatan deforestasi atau pembukaan lahan di dunia.

Perkembangbiakan pelatuk

Sama halnya dengan famili Picidae lainnya, pelatuk merupakan burung monogami. Mereka hanya memiliki satu pasangan selama hidupnya untuk berkembang biak.

Sepasang burung pelatuk tinggal di satu sarang yang sama. Pasangan pelatuk ini akan bekerja sama membangun sarang, mengerami telur, dan membesarkan anak burung.

Dalam sekali bertelur, pelatuk betina dapat menghasilkan tiga sampai lima butir telur. Kemudian telur ini akan dierami selama sekitar dua minggu sebelum menetas.

Jenis makanan pelatuk

Makanan burung pelatuk biasanya adalah serangga dan satwa invertebrata lainnya yang hidup di bawah kulit kayu dan di batang kayu, seperti semut, rayap, kumbang, ulat, laba-laba, satwa pengerat berukuran kecil, dan biawak.

Selain serangga, terkadang pelatuk juga memakan buah-buahan, kacang-kacangan, dan getah pohon. Inilah saatnya ketika lidah mereka yang panjang dan tajam akan berguna, karena memudahkan mereka menyesap getah dan serangga.

Habitat dan penyebaran pelatuk

Secara umum pelatuk lebih gemar tinggal di dalam hutan belantara atau di daerah yang penuh pepohonan dan kayu. Namun ada juga beberapa spesies yang tinggal di area tanpa pohon, seperti misalnya di gurun pasir atau di lereng bukit berbatu.

Burung pelatuk memiliki ratusan spesies yang tersebar di beberapa benua. Populasi burung ini tersebar di seluruh dunia, kecuali Australia, Selandia Baru, dan Madagaskar.

Jenis burung pelatuk di Indonesia

Melansir dari buku Ensiklopedi Indonesia seri Fauna (1988) oleh Ichtiar, setidaknya ada beberapa jenis pelatuk di Indonesia, diantaranya yaitu:

1. Pelatuk bawang

Ciri khas dari burung pelatuk bawang yakni memiliki warna buku dan jambul yang sangat menawan. Pada bagian jambulnya terdapat warna merah, sedangkan bulu pada tubuhnya berwarna hijau.

Baca Juga: Burung Pelatuk: Spesifikasi, Karakteristik, Hingga Jenis-jenisnya
Ketahui Burung Belibis, Unggas Air yang Dikenal Suka Bermigrasi Sangat Jauh

2. Pelatuk tungkir emas

Postur tubuh pelatuk ini memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan jenis pelatuk lainnya. Untuk ciri-ciri fisiknya, hampir mirip dengan pelatuk bawang. Hanya saja pelatuk tungkir emas memiliki tubuh berwarna kuning keemasan.

3. Pelatuk ulam

Diantara ketiga jenis pelatuk, pelatuk ulam menjadi jenis pelatuk yang sering dijumpai. Burung ini memiliki kemampuan suara yang lebih nyaring dan tajam serta bulu tubuh yang dominan berwarna hitam.