Benarkah Tanaman Bambu Bisa Jadi Pengendali Perubahan Iklim?

Ilustrasi pohon bambu. (Pixabay)

Penulis: Gloria, Editor: Tatang Adhiwidharta - Senin, 2 Mei 2022 | 14:20 WIB

Sariagri - Tanaman bambu yang dikenal horor dan mistis, ternyata memiliki manfaat untuk memperbaiki perubahan iklim yang merusak bumi.

Melansir laman Dinas Lingkungan Hidup Kota Binjai, bambu termasuk dalam hasil hutan non kayu (HHNK). Hasil hutan bukan kayu terbukti dapat memberikan dampak pada peningkatan penghasilan masyarakat sekitar hutan dan memberikan konstribusi yang berarti bagi peningkatan devisa negara. Sumber daya hutan Indonesia sangat kaya dengan berbagai macam produk yang dihasilkan.

Selain bambu, HHNK lainnya adalah gondorkeun, damar, rotan, terpentin dan sebagainya.

Tidak hanya bagus untuk perekonomian negara, tanaman bambu ternyata solusi untuk pengendalian perubahan iklim. Faktornya, tanaman bambu bisa ditanam di berbagai kondisi lahan.

Sistem perakaran tanaman bambu juga sangat rapat. Akar-akarnya dapat menyebar ke segala arah, seperti menyamping atau ke dalam.

Lahan yang ditumbuhi rumpun bambu biasanya menjadi sangat stabil dan tidak mudah erosi. Oleh karena itu air juga lebih mudah menyerap ke dalam tanah yang ditumbun=hi pohon bambu.

Bambu merupakan tanaman juara untuk memperbaiki kondisi lahan. Setidaknya, satu rumpun tanaman bambu bisa menyimpan hingga lima ribu liter air yang menjadikannya sangat baik sebagai tanaman pengatur tata air.

Baca Juga: Benarkah Tanaman Bambu Bisa Jadi Pengendali Perubahan Iklim?
75 Persen Warga Turki Sadar akan Dampak Perubahan Iklim

Bambu juga mampu melepas 35 persen oksigen dan merupakan tumbuhan yang sangat berguna dalam menghijaukan tanah-tanah yang tidak produktif. Satu hektar tanaman bambu bisa menyerap 50 ton gas rumah kaca setara karbondioksida setiap tahunnya.

Sebagai tanaman jenis rumput-rumputan, bambu juga memiliki batang yang kuat dan lentur. Tanaman ini tahan dari terpaan angin yang kuat. Karakter tersebut membuat bambu sangat cocok dijadikan tanaman penghijauan, terutama di daerah aliran sungai (DAS).