Fakta Burung Maleo, Burung Endemik Asli Sulawesi yang Hampir Punah

Ilustrasi burung maleo (Wikimedia)

Penulis: Tanti Malasari, Editor: Dera - Rabu, 12 Januari 2022 | 13:00 WIB

Sariagri - Burung maleo merupakan jenis burung asli dari Indonesia. Ia termasuk dalam salah satu hewan endemik dari pulau Sulawesi. Burung yang mempunyai nama ilmiah Macrocephalon maleo ini, memiliki ciri fisik yang khas. Kulit wajahnya bercorak kekuningan, paruh jingga, dan dua warna bulu sangat yaitu hitam pekat di bagian atas badannya dan merah muda yang lembut di bagian bawah.

Pada bagian kepalanya terdapat semacam jambul keras berwarna hitam. Untuk ukuran, tubuh burung ini tidak terlalu kecil namun juga tidak terlalu besar, dengan panjang sekitar 55 sentimeter. Namun perbedaan jenis kelamin burung ini ternyata juga menentukan ukuran. Untuk burung betina ukurannya cenderung lebih kecil daripada burung jantan.

Fakta Menarik tentang burung maleo

1. Hanya terdapat di Indonesia

Burung yang punya nama lain maleo senkawor adalah fauna endemik yang hanya bisa ditemui di Indonesia. Habitatnya berada di hutan tropis dataran rendah pulau Sulawesi, seperti di Gorontalo dan Sulawesi Tengah. Namun, maleo juga bisa ditemukan di Maluku. Salah satu tempat yang masih banyak dijumpai burung maleo adalah di Desa Taima, Kecamatan Bualemo, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah. 

2. Burung yang tidak gemar terbang

Hal unik yang dimiliki burung ini adalah tidak suka terbang. Munkin hal ini terdenga aneh, namun faktanya menyebut demikian. Burung ini lebih senang berjalan menggunakan kakinya. Tak jarang orang mengatakan burung ini terlihat seperti ayam daripada burung.

3. Burung yang setia

Selain burung merpati, burung ini ternyata juga merupakan hewan yang setia. Sepanjang hidupnya, maleo hanya akan memiliki satu pasangan atau monogami. Bahkan jika pasangannya mati, ia akan tetap setia dan tidak akan mencari pasangan pengganti. Hal ini terbukti dalam kesehariannya, burung ini terlihat selalu berdampingan bersama-sama.

4. Tidak mengerami telur

Jika pada umumnya burung mengerami telurnya sendiri, lain halnya dengan burung maleo. Ketika akan bertelur, ia akan menetaskan telurnya dengan menguburkanya di dalam pasir. Hal ini dikarenakan ukuran tubuhnya lebih kecil dibandingkan ukuran telur. Ditambah lagi dengan waktu pengeraman yang cukup lama, yaitu 62-85 hari. Sebagai penggantinya, maleo menggali lubang dengan kedalaman lebih dari 50 cm. Hal ini guna mendapatkan suhu pengeraman yang tepat.

5. Memiliki alat ukur suhu ditubuhnya

Burung ini memiliki punuk atau tanduk di bagian atas kepalanya. Tanduk ini berfungsi sebagai alat ukur temperatur untuk meletakkan terlur-telurnya. Sehingga maleo dapat mengukur sendiri suhu yang dibutuhkan untuk pengeraman telurnya. Ketika waktunya tiba, telur akan menetas dan anak burung akan keluar dengan sendirinya. Waktu yang dibutuhkan biasanya mencapai 2 hari untuk bisa keluar ke permukaan tanah dan hidup mandiri.

Pakan burung maleo

Ada alasan tertentu yang menyebabkan burung ini lebih suka berjalan dibandingkan terbang. Hal ini dikarenakan makanan mereka berada di permukaan tanah, sehingga akan lebih memudahkan mereka dalam mencari makan dengan cara berjalan. Makanan burung ini adalah aneka biji-bijian, buah-buahan, semut, kumbang dan berbagai jenis hewan kecil lainnya.

Baca Juga: Fakta Burung Maleo, Burung Endemik Asli Sulawesi yang Hampir Punah
Kurangi Limbah, Kota Ini Daur Ulang Sisa Roti jadi Pakan Hewan

Burung yang terancam punah

Berdasarkan catatan dari Badan konservasi International Union for Conservation of Nature (IUCN), burung maleo termasuk dalam kategori hewan yang hampir punah. Ada banyak faktor yang menyebabkan hal itu dapat terjadi, diantaranya adalah pembukaan lahan baru, penebangan liar, kebakaran hutan dan lahan. Semua itu mengakibatkan burung tersebut kehilangan tempat tinggal.

Selain itu, masalah perburuan liar dan pencurian telur juga menjadi penyebab lainnya. Ditambah lagi adanya ancaman dari hewan predator, seperti ular dan biawak. Oleh karena itu, untuk mengantisipasinya pemerintah berupaya untuk melestarikan burung maleo dengan membuat suaka marga satwa maleo di Hungayono Gorontalo, Tambun, dan Muarapusian.

Video Terkait :