Pamerkan Rotan Hingga Madu di Expo 2020 Dubai, KLHK: Peluang Investasi Sektor Kehutanan

Produk kehutanan di Pavilion Indonesia pada Expo 2020 Dubai. (Media Liaison Officer Indonesia Pavilion)

Editor: Arif Sodhiq - Selasa, 12 Oktober 2021 | 11:45 WIB

Sariagri - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) turut berpartisipasi di ajang Expo 2020 Dubai untuk menunjukkan prestasi dan kemajuan Indonesia di bidang industri, teknologi, lingkungan hidup dan kehutanan. Selama sepekan 8-14 Oktober 2021, Paviliun Indonesia menampilkan potensi usaha hasil hutan.

“Hal ini dapat dilihat dari hasil hutan bukan kayu, hasil hutan kayu olahan, hingga produk yang dihasilkan oleh masyarakat sekitar hutan. Indonesia juga memiliki keunggulan komparatif dibandingkan negara lain dalam hal produktivitas bahan baku dan hal ini dapat menjadi potensi ekspor yang luar biasa,” ujar Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Alue Dohong.

Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari KLHK, Agus Justianto mengatakan Expo 2020 Dubai berpeluang membuka investasi di sektor kehutanan seperti pengelolaan kawasan hutan dan pemanfaatan hutan, jasa wisata alam dan produk kayu serta turunannya.

“Perhelatan Expo 2020 Dubai juga merupakan ajang yang tepat untuk lebih jauh memperkenalkan Sistem Verifikasi Legalitas dan Kelestarian (SVLK), yang merupakan upaya pemerintah dalam mendukung pertumbuhan produk kehutanan yang legal dan lestari,” kata Agus.

Dikatakan Agus, SVLK merupakan wujud komitmen pemerintah Indonesia untuk mengedepankan aspek sosial dan ekologi dalam proses pemanfaatan dan pengelolaan hutan.

Implementasi SVLK memberikan manfaat antara lain kepercayaan pasar yang lebih baik, akses pasar terutama ke pasar internasional, menekan laju kerusakan hutan, mendukung perbaikan tata kelola dan jaminan bagi mitra dagang atas bukti dan keterlacakan bahan baku dari sumber legal dan lestari.

SVLK berhasil menaikkan nilai ekspor produk kayu hingga 91,7% sejak 2013 ke 2019. Hingga April 2021, kinerja ekspor industri hasil hutan naik 21,6 persen menjadi 4,42 miliar dolar AS atau Rp63,14 triliun.

Dikatakan Agus, hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) dapat menjadi arus utama dalam pemanfaatan hutan di Indonesia sekaligus mendorong peningkatkan kesejahteraan masyarakat jika dikelola dengan baik. 

Berbagai peluang investasi dan produk usaha kehutanan dan hasil hutan itu diharapkan dapat meningkatkan kontribusi pada penerimaan negara dan membuka lapangan kerja. 

“Melalui kesempatan inilah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) berperan penting untuk memperkenalkan potensi hasil hutan Indonesia yang dikemas melalui forum bisnis hingga rolling exhibition produk UMKM yang siap ekspor,” katanya, Senin (12/10/2021).

Baca Juga: Pamerkan Rotan Hingga Madu di Expo 2020 Dubai, KLHK: Peluang Investasi Sektor Kehutanan
Polres Ponorogo Ungkap Modus Baru Pencurian Kayu

Beberapa Hasil HHBK yang dibawa ke Paviliun Indonesia mulai dari komoditas rotan, kemenyan, hingga madu. Sedangkan produk hasil kayu olahan yang dibawa salah satunya radio kayu tropis. Diproduksi dari pohon yang tumbuh di Indonesia, mulai dari pinus, mahoni, hingga sonokeling, ketiga pohon itu mampu menghasilkan resonansi suara yang sangat baik.

Produk masyarakat sekitar hutan yang juga ditampilkan adalah kacang kenari dari Pulau Makian, Maluku Utara. Komoditas kopi juga ikut andil dalam rolling exhibition, seperti halnya kopi liberika yang ditanam di lahan gambut. Selain itu, salah satu UMKM di Bangka Belitung yang mengolah tanaman purun danau sebagai alternatif produk sedotan plastik juga ikut serta.

Video terkait: