Lestarikan Ekosistem Mangrove, Unila Gagas Olahan Sampah jadi Paving Block

Pembuatan paving block dari sampah di dekat hutan mangrove. (Foto: Sariagri/Iwan)

Editor: M Kautsar - Selasa, 6 Juli 2021 | 20:40 WIB

SariAgri - Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM), Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Lampung (Unila) memberikan pelatihan membuat paving block berbahan sampah plastik kepada warga. Hal itu dilakukan berawal dari rasa kepedulian terhadap lingkungan dan prihatin melihat kondisi hutan mangrove di Desa Margasari, Kabupaten Lampung Timur yang dipenuhi sampah. 

Sampah-sampah plastik itu dikumpulkan dari sela-sela akar, yang merupakan nafas dari pohon mangrove, selama bertahun-tahun.

Tim PKM LP2M Unila mencoba berinovasi dengan merancang kegiatan padat karya yang dapat dimanfaatkan masyarakat sekitar. Inovasi pengolahan sampah itu bagian dari diseminasi atau hasil penelitian para akademisi dari Fakultas Pertanian (FP) Unila.

“Kegiatan ini bagian dari pengabdian kepada masyarakat dan wujud dari kepedulian terhadap lingkungan. Tujuannya menjaga ekosistem mangrove, mengedukasi masyarakat untuk memanfaatkan limbah sampah plastik menjadi paving block. Masyarakat bisa mendapat pendapatan dari sini,” kata Ketua Tim PKM Unila, Melya, Selasa (6/7).

Lebih lanjut Melya mengatakan, sampah plastik tentu sangat berbahaya bagi hutan mangrove. Plastik yang menutupi permukaan akar mangrove akan menyebabkan tanaman kesulitan menyerap unsur hara, air, dan melakukan respirasi. 

Bila dibiarkan, lama kelamaan pohon mangrove akan mati dan akan banyak biota yang menggantungkan diri pada mangrove ikut musnah. Selain itu, ekowisata mangrove yang menjadi andalan masyarakat Margasari juga terganggu kelestariannya.

“Maka sampah plastik yang tidak laku dijual itu bisa dimanfaatkan. Teknologi ini juga relatif mudah diaplikasikan masyarakat karena kami memilih menggunakan peralatan yang sangat sederhana,” terus Melya.

Tim membawa dua perangkat alat pelelehan plastik, cetakan, serta alat dan bahan untuk mempercantik paving block. Masyarakat dilatih memilah sampah plastik, melelehkan, mencetak dan memoles hingga siap pakai dan jual.

Kepala Desa Margasari, Wahyu Jaya sangat mengapresiasi teknologi pengolahan sampah plastik itu. Menurutnya, teknologi ini sangat bermanfaat dalam pendukung produktivitas padat karya warganya.

“Tentu ini kegiatan positif bagi masyarakat terutama para pemuda. Selain dapat mengurangi sampah plastik, kegiatan ini akan menjadi kegiatan ekonomi kreatif yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat,” ungkap Wahyu.

Paving block yang dicetak sebagai percontohan itu rencananya akan digunakan untuk mempercantik Taman Wisata Sekar Bahari yang ada di Desa Margasari.