Berita Kehutanan - Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Barat, Sadtata Noor Adirahmanta melepas ekspor perdana 11.500 kilogram Akar Laka ke Tiongkok.
SariAgri - Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Barat (BKSDA Kalbar), Sadtata Noor Adirahmanta melepas ekspor perdana 11.500 kilogram Akar Laka (Dalbergia parviflora) ke Cina dari dermaga peti kemas Pelabuhan Dwikora Pontianak.
Pelepasan ekspor dilakukan setelah mendapatkan izin pemanfaatan tumbuhan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui BKSDA Kalbar ke CV. Borneo Kalimantan Barat.
Sadtata menjelaskan Akar Laka merupakan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) dimana berdasarkan perjanjian internasional mengenai perdagangan jenis–jenis tumbuhan dan satwa yang terancam punah (CITES) masuk dalam kategori Apendiks II. Untuk itu dalam pemanfaatannya harus memenuhi syarat-syarat serta sesuai jumlah kuota yang ditetapkan LIPI.
"Untuk Tahun 2021 ini, Kalimantan Barat mendapatkan kuota stok gudang Akar Laka sebesar 100.000 kg yang terdiri dari kuota untuk dalam negeri sebesar 5.000 kg dan kuota ekspor sebesar 95.000 kg," ujarnya.
Baca Juga: Tren Tanaman Hias Janda Bolong Diprediksi Tak Akan Lama
Teh Tambi dan Pagilaran, Varietas Unggul dari Balittri
Nenurut dia, ekspor tersebut membuktikan Kalimantan Barat dapat berkontribusi dalam penambahan nilai ekonomi masyarakat dan sekaligus menyumbang devisa negara.
"Melalui ekspor perdana kali ini kita ingin menunjukkan bahwa Sumber Daya Alam yang ada di Kalimantan Barat khususnya Akar Laka tetap dapat memberikan manfaat langsung melalui penambahan ekonomi bagi masyarakat sebagai pengumpul, serta pemasukan devisa negara dengan tetap memperhatikan aspek kelestariannya," ungkapnya.
Untuk diketahui, Akar laka berukuran besar dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam aksesoris seperti gelang, kalung atau tasbih. Bagi masyarakat etnis tertentu, Akar Laka berupa serpihan dijadikan bahan untuk dupa yang digunakan dalam peribadatan diyakini mempunyai khasiat tertentu bagi sebagian masyarakat.
Jenis tumbuhan merambat/liana ini tumbuh dengan baik di pinggiran sungai atau perairan, dan banyak terdapat di wilayah Kalimantan Barat. Sumber akar laka yang diekspor saat ini berasal dari masyarakat di wilayah Sandai Kabupaten Ketapang dan Kabupaten Sambas.