• Home
  • News
  • Pertanian
  • Perikanan
  • Kehutanan
  • Perdagangan
  • Energi
  • Teknologi
  • Agri Channel
  • Podcast
  • Galeri
  • Stories
  • Events
  • Indeks
  • Home
  • News
  • Pertanian
  • Peternakan
  • Perkebunan
  • Pangan
  • Hortikultura
  • Perikanan
  • Kehutanan
  • Perdagangan
  • Energi
  • Teknologi
  • Agri Channel
  • Poscast
  • Galeri
  • Stories
  • Events
  • Indeks
  • Home
  • Kehutanan

IPB University: Rumpun Bambu Bisa Membelokkan Banjir Bandang

sariagri.id - Rabu, 27 Januari 2021 | 16:15 WIB

Perubahan Iklim

 Petugas membersihkan lumpur setelah banjir bandang di Komplek Gunung Mas, Kawasan Puncak, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. (Foto: Antara)
Petugas membersihkan lumpur setelah banjir bandang di Komplek Gunung Mas, Kawasan Puncak, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. (Foto: Antara)

Tim IPB University merekomendasikan agar dilakukan penanaman bambu di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat,

Editor: Yoyok

SariAgri - Tim IPB University merekomendasikan agar dilakukan penanaman bambu di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat, guna mengurangi dampak banjir bandang yang kemungkinan terjadi di masa yang akan datang.

“Jadi kami rekomendasikan agar dilakukan penanaman bambu di sepanjang DAS untuk mengurangi dampak banjir bandang yang kemungkinan terjadi di masa yang akan datang, terutama di musim hujan yang ekstrem,” ujar salah satu anggota Tim IPB University, Baba Barus di Bogor, Rabu (27/1).

Tim IPB University pada 21-23 Januari 2021 melakukan kunjungan khusus untuk menelaah terkait kejadian banjir bandang pada 19 Januari 2021 di kawasan Puncak Bogor, Jawa Barat. Tim tersebut, khususnya tim dari Pusat Pengkajian Perencanaan dan Pengembangan Wilayah (P4W), sudah sejak 2014 telah melakukan kajian dan pendampingan terkait aspek tata ruang dan kawasan di Puncak Bogor.

Baba yang merupakan Kepala Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian IPB University sekaligus pakar mitigasi bencana, mengatakan berdasarkan pengamatan yang dilakukan dengan drone, populasi rumpun bambu di sepanjang sungai ternyata mampu membelokkan banjir bandang. “Rumpun bambu tersebut efektif memperkuat dinding-dinding sungai,” jelasnya.

Menurutnya, daerah Puncak banyak yang tidak stabil. Secara alami, ada wilayah yang rawan longsor dan menjadi potensi longsor selanjutnya. “Peluang munculnya longsor kemungkinan terjadi jika tidak ada upaya untuk mencegahnya,” ujarnya.

Pada kunjungan tersebut, pakar geomorfologi dan kebencanaan IPB University, Boedi Tjahjono menyimpulkan bahwa secara geomorfologis Kampung Blok C dan Rawa Dulang berada di bawah area cekungan (sub-daerah aliran sungai/DAS) yang dominan berlereng curam.

“Tanahnya juga berbahan induk vulkanik (piroklastik dan lava) di mana material asal piroklastik yang sifatnya lepas, bersifat mudah bergerak atau longsor, sehingga longsoran dapat membendung sungai. Akumulasi air sungai dapat menjebol pembendungan air yang menyebabkan banjir bandang. Beberapa area di sekitarnya juga memiliki kecenderungan pergerakan tanah yang aktif," katanya.

Sementara itu, pakar tata ruang yang juga Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University, Ernan Rustiadi menambahkan pihaknya memberikan rekomendasi jangka pendek dengan upaya pencegahan atau pembatasan aktivitas permukiman dan wisata di area terdampak, khususnya hingga berakhirnya masa puncak musim hujan.

“Selain itu, monitoring harian menggunakan teknologi pemantauan jarak jauh dengan menggunakan teknologi drone dan lainnya di area-area rawan longsor semasa musim hujan juga perlu dilakukan,” ujar Ernan.

Dia menambahkan, untuk rekomendasi jangka menengah dan panjang, pihak-pihak yang berwenang perlu membangun sistem pemantauan rutin secara terpadu dan teknologi informasi-komunikasi di kawasan rawan longsor. “Area-area tangkapan air dan sistem sempadan sungai yang memadai untuk mengantisipasi dan menampung potensi banjir-banjir bandang alami juga perlu disediakan,” jelasnya.

Kemudian, penataan ulang area permukiman dan wisata di sekitar Area Kampung Blok C, Rawa Dulang dan sekitarnya dengan berbasis pertimbangan geomorfologis dan daya dukung lahan juga perlu diupayakan.

Selain juga perlunya mengembangkan sistem proteksi atau penghalang buatan dan biologi berupa rumpun bambu dan juga tata kelola pengendalian tata ruang dan pertanahan berbasis teknologi informasi dan kelembagaan koordinasi lintas pihak.

“Rekomendasi tersebut secara umum berlaku untuk area sekitarnya dengan pertimbangan karakteristik geomorfologis masing-masing. Rekomendasi ini sudah kami disampaikan kepada kawan-kawan di PTPN VIII. Tentunya ini juga jadi masukan bagi Kementerian Agraria dan Tata Ruang terkait pengendalian tata ruang,” pungkas Ernan.

SHARE

  • LINE

TOPICS

  • Perubahan Iklim
  • KLHK
  • Kementan
  • Kemenko Kemaritiman dan Investasi

COMMENTS

Lainnya

  • Lahan di kawasan food estate Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah (Kalteng). (SariAgri/Arif Ferdianto)

    Pangan 59 menit lalu

    Jaga Ketahanan Pangan, KemenPUPR Kembangkan Food Estate Berkelanjutan

  • Petani kelapa sawit di Kabupaten Bangka. (Sariagri/Doni)

    Perkebunan 2 jam lalu

    Indonesia Ajak Malaysia Bersama-sama Hadapi Kampanye Negatif Sawit

  • Desa Bentuk Jaya, Kecamatan Dadahup, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah (Kalteng). (Arif Ferdianto)

    Pangan 3 jam lalu

    Atasi Banjir di Lahan Food Estate, Kementan dan KemenPUPR Salurkan Pompa

  • Labu Yakteen Palestina (IG @vivien.sansour)

    Hortikultura 4 jam lalu

    'Ratu Benih' Palestina Bawa Labu Yakteen ke Tanah Pertanian Amerika

  • The black-browed babbler (Wikimedia Commons)

    Peternakan 5 jam lalu

    Burung yang Diyakini Punah Selama 170 Tahun Terlihat di Kalimantan

  • Ilustrasi jagung (pixabay)

    News 6 jam lalu

    Pencegahan dan Penanganan Agar Produk Pertanian Bebas Aflatoksin

  • Ilustrasi bunga mawar merah (Pexels)

    Hortikultura 7 jam lalu

    Pembentukan Varietas Unggul Diperlukan untuk Kurangi Impor Benih Mawar

  • Kapal KKP (Gambar: Kementerian Kelautan dan Perikanan)

    Perikanan 8 jam lalu

    Perangi Penyelundup Benur, KKP Gencarkan Pengawasan dan Jaga Keberlanjutan

  • Ilustrasi lahan pertanian kedelai. (Pixabay)

    Hortikultura 16 jam lalu

    Kedelai Cocok Ditanam Saat Kemarau, Akademisi Ingatkan Petani Siapkan Benih

  • Ribuan sapi terkatung-katung di Laut Spanyol. (The Guardian)

    Peternakan 17 jam lalu

    Diduga Menderita Bluetongue, 2.000 Ekor Sapi Terkatung-katung di Laut

banner-sariagri.id

Top News

  • Tembakau Berkualitas dari Petani Lereng Gunung Sinabung
  • 5 Tips Memasak Ikan agar Nutrisinya Tidak Hilang
  • Kaya Manfaat, Begini 6 Cara Budi daya Tomat
  • Aneh dan Unik, Ini 7 Tanaman yang Layaknya dari 'Dunia Lain'
  • Agar Produksi Maksimal, Kenali 6 Cara Teknik Budidaya Tembakau
  • Tak Perlu Repot, Begini Cara Mudah Mengukur pH Tanah dengan Kunyit
  • Dua Pelabuhan Perikanan Diproyeksikan Terapkan Eco Fishing Port
  • Hati-hati, Minum Kopi Berlebihan Bisa Pengaruhi Struktur Otak
  • Wow! Sederet Selebriti Dunia Ini Punya Peternakan dan Lahan Pertanian
  • Begini Kata Peneliti Soal Viralnya Ikan Hiu Berwajah Manusia
banner-sariagri.id

TRENDING TAG

  • #Pertanian
  • #Agribisnis
  • #Peternakan
  • #Perikanan
  • #Perkebunan
banner-sariagri.id
logo-sariagri.id

FOLLOW US

app-store-sariagri.id google-apps-sariagri.id

Tentang Kami Syarat & Ketentuan Disclaimer Pedoman Media Siber Karier Hubungi Kami

KATEGORI

  • Home
  • Pertanian
  • Perikanan
  • Kehutanan
  • Perdagangan
  • Energi
  • Teknologi
  • Agri Channel
  • Podcast
  • Galeri

INFORMASI

  • Tentang Kami
  • Syarat & Ketentuan
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Karier
  • Hubungi Kami

© 2021 - Sariagri, All right reserved | page rendered in 0.1083