• Home
  • News
  • Pertanian
  • Perikanan
  • Kehutanan
  • Perdagangan
  • Energi
  • Teknologi
  • Agri Channel
  • Podcast
  • Galeri
  • Stories
  • Events
  • Indeks
  • Home
  • News
  • Pertanian
  • Peternakan
  • Perkebunan
  • Pangan
  • Hortikultura
  • Perikanan
  • Kehutanan
  • Perdagangan
  • Energi
  • Teknologi
  • Agri Channel
  • Poscast
  • Galeri
  • Stories
  • Events
  • Indeks
  • Home
  • Kehutanan

Ini Keanekaragaman Hayati di Pegunungan Sisik Naga Purbalingga

sariagri.id - Senin, 11 Januari 2021 | 13:45 WIB

berita kehutanan, keanekaragaman hayati, satwa liar

Salah satu temuan dari ekspedisi di Pegunungan Sisik Naga, Purbalingga, Jawa Tengah. (Foto: Sariagri/Pena Zun)
Salah satu temuan dari ekspedisi di Pegunungan Sisik Naga, Purbalingga, Jawa Tengah. (Foto: Sariagri/Pena Zun)

Berita kehutanan - Dari sisi biologi ditemukan ada 24 spesies burung, 15 spesies gastropoda, 8 jenis capung (odonata), dan 4 spesies herpetofauna.

Penulis: Pena Zun, Editor: M Kautsar

SariAgri - Sebuah Kelompok Studi Biologi (KSB) Universitas Atmajaya Jakarta dan Perhimpunan Pegiat Alam (PPA) Gasda bekerja sama dengan komunitas pecinta alam saat melakukan ekspedisi di Pegunungan Sisik Naga Purbalingga, Jawa Tengah beberapa waktu lalu. Hasilnya, tim ini mampu mendata dan mendokumentasikan kekayaan alam Purbalingga dari aspek biologi, geologi, sosial, ekonomi, dan budaya.

Koordinator Ekspedisi Sisik Naga Gunanto Eko Saputro menuturkan, ekspedisi yang telah berlangsung pada 23 hingga 29 Oktober 2020 ini, berupa pendataan terkait dengan sosial, ekonomi dan budaya dilakukan kurang lebih tiga bulan dari bulan Oktober hingga Desember. Pendataan dilakukan di 22 desa yang berbatasan dengan kawasan Pegunungan Sisik Naga.

Hasil ekspedisi menunjukkan keanekaragaman hayati yang melimpah di Pegunungan Sisik Naga tersebut.

Menurut Eko, pegunungan Sisik Naga merupakan sebutan bagi pegunungan yang berada di Zona Serayu Utara dengan topografi berbukit-bukit dan tampak seperti sisik naga jika dilihat melalui Google Earth. Wilayah tersebut membentang di utara Purbalingga mulai dari Kecamatan Rembang, Karangmoncol, Kara Karanganyar, Kertanegara, Karangjambu sampai Karangreja yang berbatasan dengan Kabupaten Banjarnegara, Pekalongan dan Pemalang.

"Dalam ekspedisi ini, dari sisi biologi ditemukan ada 24 spesies burung, 15 spesies gastropoda, 8 jenis capung (odonata), 4 spesies herpetofauna. Kemudian ada puluhan jenis tumbuhan bawah, belasan jenis epifit dan puluhan jenis pohon,” kata Eko, saat melakukan Ekspose Hasil Ekspedisi Sisik Naga.

Pegunungan Sisik Naga juga menjadi rumah bagi berbagai spesies primata dan mamalia. Keragaman flora juga sangat melimpah dan menjadi ekosistem yang baik bagi berkembangnya satwa-satwa liar .

Beberapa satwa dilindungi kini terancam punah, seperti keluarga burung ada Elang Jawa, Elang Ular Bido, Elang Hitam, Cekakak Jawa, Cekakak Sungai, Cica Daun Besar, Rangkong Julang Emas, dan Kangkareng Perut Putih. "Juga keluarga primata ada Owa Jawa, Lutung Jawa, Monyet Ekor Panjang dan dari keluarga Mamalia ada Macan Tutul, Babi Hutan, Kijang dan masih banyak yang lainnya," ucap dia.

Selain satwa langka, tim ekspedisi juga menemukan beragam tumbuhan seperti rotan, pakis, keladi dan tumbuhan epifit serta tumbuhan berkayu. Flora langka yang berhasil ditemui seperti anggrek dan kantong semar juga banyak tumbuh di Pegunungan Sisik Naga.

Dijelaskan, Pegunungan Sisik Naga merupakan benteng terakhir hutan alam Purbalingga. Tidak ada wilayah lain di Purbalingga yang memiliki hutan dengan keanekaragaman hayati yang melimpah seperti Pegunungan Sisik Naga.

Hasil ekspedisi juga berhasil menyingkap 19 hulu sungai di Pegunungan Sisik Naga yang mengalir di Purbalingga dan ini menjadi penyedia air bersih bagi Purbalingga.

Kondisi Pegunungan Sisik Naga saat ini sudah terancam karena adanya perburuan liar, fragmentasi habitat dan perambahan hutan yang terjadi di kawasan hutan lindung. Beberapa titik hutan telah terbuka dan difungsikan untuk tanaman produksi seperti albasia, kapulaga dan glagah arjuna.

SHARE

  • LINE

TOPICS

  • Satwa Liar
  • Kehutanan
  • Penelitian

COMMENTS

Lainnya

  • Ilustrasi buah ciplukan (Foto: Pixabay)

    Hortikultura 4 menit lalu

    Hidup di Alam Bebas, Ini 5 Buah Liar yang Aman Dikonsumsi

  • Viral cara unik tangkap durian. (YouTube/Ruang EsDe)

    Hortikultura 34 menit lalu

    Tak Biasa, Cara Pria Ini Tangkap Durian Bikin Ngilu

  • Tetangga ini menyemprot cairan ke burung dan kucing liar. (Foto: World of Buzz)

    Peternakan 1 jam lalu

    Tetangga Jahat, Semprotkan Racun untuk Bunuh Kucing dan Burung Liar

  • Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Insan Madani Bambu, Mahuni, menunjukkan sedotan bambu hasil produksinya di Dusun Sintung Barat, Desa Karang Sidemen, Kecamatan Batukliang, Lombok Tengah, NTB. (Foto: Antara)

    News 2 jam lalu

    UMKM Bambu Binaan BI di NTB Mampu Ekspor Selama Pandemi

  • Menteri KKP, Sakti Wahyu Trenggono. (Dok. KKP)

    Perikanan 2 jam lalu

    Dorong Kesejahteraan Nelayan, KKP Minta P3D Pelabuhan di Jatim Dipercepat

  • Ilustrasi padi (Foto: Pixabay/ Yazid Nasuha)

    Pertanian 2 jam lalu

    Tingkatkan Produktivitas, Malaysia Canangkan Program Sawah Padi Pintar

  • Inovasi tambak dengan pemanas buatan karya mahasiswa ITS. (Foto: Istimewa)

    Teknologi 2 jam lalu

    Tingkatkan Kualitas Garam Lokal, Mahasiswa ITS Gagas SHASA

  • Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka saat meninjau PLTSa. (Foto: Antara)

    Energi 3 jam lalu

    Gibran Dorong Pembangkit Energi Sampah Selesai 2022

  • Upacara hukum adat “Boto Cuku Nunga” dilangsungkan di Manggarai Timur hari Sabtu (20/2) guna menghukum seorang pelaku penembakan satwa liar dilindungi. (Foto: Humas KLHK).

    Kehutanan 3 jam lalu

    Inilah Sanksi Adat Terhadap Penembak Burung Dilindungi di NTT

  • Sekolah alam selama 6 bulan untuk mencetak petani milenial (Sariagri / Jayadi)

    Pertanian 3 jam lalu

    Lebih dari 3.000 Pendaftar Petani Milenial Gugur di Seleksi Awal

banner-sariagri.id

Top News

  • Tembakau Berkualitas dari Petani Lereng Gunung Sinabung
  • 5 Tips Memasak Ikan agar Nutrisinya Tidak Hilang
  • Kaya Manfaat, Begini 6 Cara Budi daya Tomat
  • Aneh dan Unik, Ini 7 Tanaman yang Layaknya dari 'Dunia Lain'
  • Agar Produksi Maksimal, Kenali 6 Cara Teknik Budidaya Tembakau
  • Tak Perlu Repot, Begini Cara Mudah Mengukur pH Tanah dengan Kunyit
  • Dua Pelabuhan Perikanan Diproyeksikan Terapkan Eco Fishing Port
  • Hati-hati, Minum Kopi Berlebihan Bisa Pengaruhi Struktur Otak
  • Wow! Sederet Selebriti Dunia Ini Punya Peternakan dan Lahan Pertanian
  • Begini Kata Peneliti Soal Viralnya Ikan Hiu Berwajah Manusia
banner-sariagri.id

TRENDING TAG

  • #Pertanian
  • #Agribisnis
  • #Peternakan
  • #Perikanan
  • #Perkebunan
banner-sariagri.id
logo-sariagri.id

FOLLOW US

app-store-sariagri.id google-apps-sariagri.id

Tentang Kami Syarat & Ketentuan Disclaimer Pedoman Media Siber Karier Hubungi Kami

KATEGORI

  • Home
  • Pertanian
  • Perikanan
  • Kehutanan
  • Perdagangan
  • Energi
  • Teknologi
  • Agri Channel
  • Podcast
  • Galeri

INFORMASI

  • Tentang Kami
  • Syarat & Ketentuan
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Karier
  • Hubungi Kami

© 2021 - Sariagri, All right reserved | page rendered in 0.1162