Duh! Kabur dari Kebun Binatang, 3 Simpanse Ditembak Mati

Editor: Dera - Jumat, 16 Desember 2022 | 14:15 WIB
Sariagri - Sebanyak lima ekor simpanse melarikan diri dari kandang di kebun binatang Furuvik, Swedia dan berkeliaran dengan bebas sebelum ditangkap. Tiga ekor di antaranya harus ditembak mati.
Mengutip Euro News, juru bicara kebun binatang Furuvik, Annika Troselius, mengatakan bahwa simpanse-simpanse tersebut harus ditembak mati karena obat penenang tidak cukup untuk menenangkan mereka semua.
Dia mengatakan bahwa simpanse adalah hewan yang kuat dan berbahaya. Fokus utama kebun binatang adalah tidak ada manusia yang terluka. Pihak kebun binatang tidak tahu bagaimana hewan-hewan itu melarikan diri, tetapi akan menyelidikinya.
Kebun Binatang Furuvik, yang saat ini ditutup untuk musim ini, memiliki tujuh simpanse. Kebun binatang ini merupakan satu-satunya stasiun penelitian primata di wilayah Nordik.
"Kami harus menidurkan tiga dari tujuh simpanse kami hari ini dan itu sangat menyakitkan bagi kami semua," kata pihak kebun binatang dalam sebuah unggahan di Instagram.
"Mereka adalah individu yang telah kami rawat, kenal dan lindungi," sambungnya.
Pihak kebun binatang lebih lanjut menanggapi kritik mengapa tidak menggunakan obat penenang dan justru menembak mati hewan tersebut.
"Untuk menembaknya dengan panah obat penenang, Anda harus sangat dekat dengan binatang itu," kata pihak kebun binatang.
"Keputusan ini dilakukan dengan menimbang fakta bahwa diperlukan waktu hingga 10 menit sebelum anestesi bekerja, akan menimbulkan bahaya besar bagi keselamatan manusia,"ungkapnya.
Baca Juga: Duh! Kabur dari Kebun Binatang, 3 Simpanse Ditembak MatiMonyet Hidung Pesek Rambut Emas, Primata Unik yang Terancam Punah
Bukan pertama kalinya kebun binatang Furuvik menjadi berita utama. Pada 2009, seekor simpanse bernama Santino mengumpulkan batu untuk dilemparkan ke pengunjung. Peristiwa tersebut mengejutkan pengunjung di Furuvik dan membuat para peneliti terpesona karena hewan itu sangat siap.
Sebuah studi selanjutnya dari simpanse berusia 31 tahun itu menunjukkan bahwa ia mulai mempersiapkan batu sejak pagi hari untuk melakukan serangan itu. Santino mengumpulkan batu dan merobohkan sebagian batu beton di dalam kandangnya.