Selamatkan Kawasan Hutan, Daerah Ini Bentuk Kebun Entres

Jejak Bumi Indonesia Kabupaten OKU membentuk kebun entres. (Antara)

Editor: Tatang Adhiwidharta - Rabu, 5 Oktober 2022 | 17:45 WIB

Sariagri - Lembaga Lingkungan Hidup Jejak Bumi Indonesia (JBI) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan membentuk kebun entres (mata tunas) di dua desa yaitu Desa Tanjung Sari dan Desa Kemalajaya, Kecamatan Muarajaya.

Pendiri JBI Kabupaten OKU, Hendra Setyawan menjelaskan, kebun entres merupakan kebun penghasil mata tunas yang akan digunakan sebagai batang atas dalam perbanyakan tanaman produktif secara okulasi.

Di kebun entres ini masyarakat diajarkan cara pembibitan berbagai jenis tanaman produktif untuk dibudidayakan oleh Kelompok Tani Hutan (KTH) binaan Jejak Bumi Indonesia di dua desa tersebut.

"Untuk jenis tanaman yang dibuat pembibitan adalah jenis unggul seperti durian, alpukat, duku, manggis dan lainnya," jelasnya.

Dia menjelaskan, tanaman yang sudah menjadi bibit nantinya akan ditanam di lahan kritis agar menjadi produktif sehingga dapat mensejahterakan petani di daerah itu.

"Setelah pohon-pohon itu tumbuh akan disambung pucuk atau dilakukan dengan sambung bonggol dengan entres pohon unggul sehingga menjadi produktif," katanya.

Selain meningkatkan taraf hidup petani, kata dia, program ini juga sekaligus dapat menyelamatkan kawasan hutan dan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang kritis agar tetap lestari.

"Kita ketahui bersama banyak sekali kawasan hutan di Kabupaten OKU ini yang kritis akibat perambahan liar sehingga perlu dilakukan upaya pelestarian," tegasnya.

Baca Juga: Selamatkan Kawasan Hutan, Daerah Ini Bentuk Kebun Entres
Ratusan Batang Pohon Duku Mati Akibat Karat Daun

Hendra menambah berdasarkan data, dari 70,096,51 hektare (Ha) kawasan hutan di Kabupaten OKU, 64,657,89 Ha di antaranya merupakan lahan kritis termasuk DAS akibat perambahan liar oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.

"Oleh sebab itu melalui pembentukan kebun entres diharapkan dapat melestarikan lahan kritis di Kabupaten OKU agar produktif sehingga dapat dimanfaatkan oleh petani untuk bercocok tanam," pungkas Hendra.