Terancam Punah, Populasi Beo Kakapo di Selandia Baru Kini Bangkit

Ilustrasi burung kakapo. (Pixabay)

Penulis: Gloria, Editor: Tanti Malasari - Kamis, 11 Agustus 2022 | 05:00 WIB

Sariagri - Siapa sangka populasi kakapo di Selandia Baru yang pernah terancam punah, kini bisa meningkat 25 persen menjadi 252 burung. Peningkatan populasi burung beo tersebut diketahui tahun 2021 setelah musim kawin yang baik dan sukses dengan inseminasi buatan.

Melansir Malay Mail, kakapo hampir punah oleh predator yang diperkenalkan seperti cerpelai karena burung tersebut tidak bisa terbang. Selain itu, persoalan populasi juga diperburuk oleh perkawinan sedarah dengan kesuburan yang rendah sekitar 50 persen telur dibuahi.

Burung itu juga hanya berkembang biak setiap dua atau tiga tahun ketika pohon rimu asli berbuah. Namun sekarang, populasi kakapo yang merupakan burung beo terberat di dunia itu mencapai jumlah tertinggi sejak 1970-an.

“Hanya ada 86 kakapo ketika saya pertama kali mulai bekerja sebagai ranger kakapo pada tahun 2002. Jumlah itu menakutkan. Memiliki musim kawin dengan 55 anak terasa seperti langkah yang sangat positif,” kata Deidre Vercoe, Manajer Operasional Program Pemulihan Kakapo.

Program ini didirikan pada tahun 1995. Ini adalah kolaborasi antara departemen konservasi Selandia Baru dan suku Maori Ngai Tahu dan menggunakan sukarelawan untuk membantu kegiatan seperti memantau sarang agar mereka terhindar dari masalah. Beberapa burung harus diselamatkan setelah terjebak di lumpur atau setelah kakinya tersangkut di pohon.

Vercoe mengatakan dalam sebuah email bahwa sebagian besar keberhasilan musim ini adalah karena banyaknya buah di pohon rimu.

Baca Juga: Terancam Punah, Populasi Beo Kakapo di Selandia Baru Kini Bangkit
Ini Lho Alasan Mengapa Burung Beo Menirukan Suara Manusia

Sukses dengan inseminasi buatan musim ini juga menjadi kuncinya. Delapan anak kakapo yang selamat lahir dari inseminasi buatan, dibandingkan dengan hanya lima dalam dekade hingga 2019.

“Menggunakan inseminasi buatan berarti bahwa beberapa pejantan, yang belum memiliki anak secara alami, masih terwakili dalam kumpulan gen masa depan,” kata Vercoe.

“Inseminasi buatan juga dapat membantu meningkatkan kesuburan telur yang diletakkan," lanjutnya.