Laporan Khusus: Menelusuri 'Manis' Madu Sumbawa

Menelusuri manis Madu Sumbawa. (Sariagri/Faisal Fadly)

Editor: Tatang Adhiwidharta - Senin, 11 Juli 2022 | 16:00 WIB

Sariagri - Sebuah lagu karya Koes Plus dengan judul Kolam Susu, begitu menggambarkan kekayaan alam yang dimiliki Indonesia. Baik dari barat, hingga ke timur, jejeran pulau-pulaunya memiliki potensi.

Salah satunya pulau manis yang menghasilkan madu berkualitas tinggi yakni Sumbawa. Keadaan ini bahkan membawa 'citra' bagi Tau Samawa-sebutan untuk orang Sumbawa- di mana pun berada, karena daerahnya merupakan penghasil madu.

Untuk diketahui, madu merupakan cairan mirip sirup, kental dan memiliki rasa manis yang dihasilkan oleh lebah atau seranga lain dari nektar bunga. Manisnya yang menyerupai gula berasal dari kandungan unsur monosakarida fruktosa dan glukosa.

Bentuk madu, diawali dari lebah yang mengeluarkan dan mengumpulkan nektar dari bunga-bunga ke dalam sarang. Lebah ini mampu membawa nektar dari bunga ke sarang karena memiliki kantung madu yang terdapat pada abdomen tubuhnya.

Madu telah dimanfaatkan manusia cukup lama, termasuk madu sumbawa. Manusia zaman dahulu menggunakan madu sebagai makanan, minuman, serta pemanis atau perasa. Aroma dan rasa madu dipengaruhi oleh sumber nektar yang diambil oleh lebah.

Infografis manfaat madu untuk tubuh. (Sariagri/ Faisal Fadly)
Infografis manfaat madu untuk tubuh. (Sariagri/ Faisal Fadly)

Mengenal Madu Sumbawa


Madu sumbawa dihasilkan lebah liar hutan dan lebah penangkaran. Untuk mendapatkannya tidaklah mudah, karena para pemburu madu alam harus berjalan kaki untuk melewati jurang, tebing, serta sungai-sungai yang ada di hutan sumbawa.

Fasilitator Jaringan Madu Hutan Sumbawa, Julmansyah mengatakan sejak era Kesultanan Sumbawa, madu hutan Sumbawa atau madu Sumbawa telah menjadi konsumsi keluarga sultan dan masyarakat. Sementara dari sisi rasa (taste), bagi yang biasa konsumsi madu akan merasakan rasa segar karena multiflora dari pakan lebah (nektar/pollen) hutan Pulau Sumbawa yang beranekaragam.

"Di samping itu, karena banyaknya diaspora masyarakat Pulau Sumbawa di berbagai daerah di Pulau Jawa yang membawa madu sumbawa sebagai oleh-oleh atau sebagai komoditas dagang membuat orang banyak mengenal madu Sumbawa," ujar Julmansyah kepada Sariagri.

Ia mengatakan madu sumbawa diburu oleh para petani atau honey hunters pada musim kemarau (Agustus-Oktober). Umumnya satu kelompok petani berisikan 6 hingga 7 orang. Mereka akan memburu madu hutan tersebut selama 2 atau 3 hari.

Untuk mendapatkan jenis madu berkualitas, ia menyampaikan bahwa para petani madu harus memanen dengan teknik panen lestari dengan sistem tiris tanpa tangan.

"Teknis panen lestari, mengambil madu di sarang hanya yang mengandung madunya aja. Kemudian madu dibawa turun dari pohon dan dilakukan proses pasca panen denga cara sarang yang mengandung madu diiris dan disaring dalam saringan bertingkat, madu dibiarkan netes sendiri," ucapnya.

Menurutnya, cara membedakan madu asli atau palsu harus di uji dalam laboratorium. Akan tetapi, untuk menentukan madu berkualitas atau tidak bisa ditentukan dari aromanya.

"Kalau baunya menyengat mengandung gas itu akibat fermentasi, ditambah dengan banyak pollen atau madu kurang bersih, madu berubah warna dalam waktu yang cepat. Madu yang baik secara kasat mata tidak mengalami perubahan warna dalam waktu yang cepat," ujarnya.

Kepala Bidang Perindustrian Kabupaten Sumbawa Andi Kusmayadi, mengakui madu hutan Sumbawa sudah menjadi produk unggulan daerah. Bahkan kini banyak inovasi yang dikembangkan.

"Madu Hutan Sumbawa memang menjadi ciri khas dan menjadi produk unggulan. Perkembangan madu dari sisi diversifikasi produk dan kemasan semakin meningkat. Sudah banyak pelaku usaha menginovasikan produk Madu Hutan Sumbawa. Misalnya: lipsgloss, bahan racikan kopi, dan madu stick," jelas Andi kepada Sariagri.

Apalagi selama Covid-19, madu menjadi salah satu alternatif untuk menambah imun tubuh agar tetap fit. Selama itu juga penjualan dan permintaan madu Sumbawa kian meningkat.

"Perdagangan madu semakin meningkat. Peningkatan itu terjadi baik antar pulau dan ekspor," tambahnya.

Karena itu, pihak Pemda Sumbawa terus berupaya mendorong dan memfasilitasi para pelaku usaha madu. Salah satunya dengan label halal dan pemenuhan standar.

"Salah satunya dengan label halal. Kabupaten Sumbawa telah membuat inovasi Halal dan Baik yang saat ini menjadi TOP-99 Nasional Inovasi Pelayanan Publik 2022 yang berfokus pada pemenuhan 2 standar produk sekaligus. Halal menurut Syariat Islam, Baik menurut standard mutu industry dan keamanan pangan," jelasnya.

Infografis data produksi madu di Indonesia. (Sariagri/Faisal Fadly)
Infografis data produksi madu di Indonesia. (Sariagri/Faisal Fadly)

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, produksi madu di Indonesia masih fluktuatif sejak 2016-2020. Jika ditilik, di 2016, produksi madu nasional mencapai 362,2 ribu liter.

Sayangnya, angkanya menurun 85% menjadi 54,3 ribu liter pada 2017. Produksi madu nasional lalu meningkat 171,3% menjadi 147,3 ribu liter pada 2018. Angkanya kembali meningkat signifikan 238,1% menjadi 498 ribu liter setahun setelahnya.

Namun, produksi madu nasional kembali menurun 89,7% pada 2020. Jumlahnya hanya mencapai 51,34 ribu liter sepanjang tahun lalu. Berdasarkan pulau, Jawa menjadi penghasil madu terbesar secara nasional pada 2020. Produksinya mencapai 41,6 ribu liter atau 81,06% dari totalnya secara nasional.

Melihat hal ini, Andi menilai, mestinya hutan yang menjadi sumber produksi madu -tempat tinggal para lebah- harus dijaga. Ini menjadi pekerjaan rumah pemerintah untuk tetap bisa melestarikan madu sumbawa.

"Yang mengkhawatirkan adalah laju perusakan hutan. Jika hutan rusak, kayu-kayu ditebang, maka suatu waktu nanti, madu hutan akan hilang juga," jelas Andi.

Sependapat dengan Dinas Kehutanan, Julmansyah, melihat hutan Sumbawa sudah mulai menyusut karena maraknya ladang jagung. Praktis, kehidupan para lebah-lebah ini terancam hingga membuat para petani madu menelan pil pahit.

"Kalau sekarang sudah menyusut produksinya karena hutan Sumbawa sudah berubah menjadi ladang jagung khususnya di Kab. Sumbawa bagian Timur, Kab. Dompu dan Bima,"imbuhnya.

Karena itu, Dinas Kehutanan pun ikut turut tangan untuk membantu para petani madu, mulai dari pemberian pelatihan, bantuan alat panen dan alat kemasan.

Tim Laporan Khusus: Menelusuri 'Manis' Madu Sumbawa

Reporter: Rashif Usman

Penulis: Tatang Adhiwidharta

Riset infografis: Putri Ainur Islam dan Rashif Usman

Grafis: Faisal Fadly



Baca Juga: Laporan Khusus: Menelusuri 'Manis' Madu Sumbawa
Industri Lebah di Australia Di-lockdown Usai Ditemukannya Parasit